Minggu, 11 Juni 2017

Ikut Berduka Julia Perez Meninggal, Ibu Ayu Ting Ting Dihujat Gara-Gara Ini


Tak hanya keluarga, para sahabat pun ikut kehilangan dengan kepergian Julia Perez alias Jupe untuk selama-lamanya. Seperti diketahui, Jupe meninggal dunia pada Sabtu (10/6) akibat penyakit kanker serviks yang dideritanya.

Sebagai ibu sahabat Jupe, Umi Khalsum pun ikut menyampaikan rasa duka citanya lewat akun Instagram miliknya. Ibu Ayu Ting Ting mengunggah foto kebersamannya bersama Jupe lengkap bersama keluarga.

“Inalilahi wainna illlahi rojiun, selamat jalan Yuli Rahmawati semoga dilapangkan cahaya kuburnya diampunkan segala dosa dosanya,” tulis Umi. “Diterima amal ibadahnya disisi Allah SWT aminn selamat jln @juliaperez.”


Alih-alih ikut bersimpati dan berduka cita, netter malah menjadikan Umi sebagai sasaran hujatan. Rupanya netter menghujat Umi lantaran ia ketahuan salah menautkan nama akun Instagram Jupe. Bukannya @juliaperrezz, namun Umi malah menautkan akun milik orang lain yang bernama mirip seperti Jupe.

“Malu lo nenek da**al belajar dulu bahasa dan tulisan Manusia @mom_ayting92_ tau nama doang id orang yg di tag tidak tau.maknya jangan menjual anak2 nya trus otak tu di renovasi,” hujat akun @nuritabil***ay. “Yg di tag org buleee dasaarr gobl***kk…” sahut akun @kang**ply.

“Ibu yang di tag itu julia perez mana? Kok bkn kak jupe? @mom_ayting92_” balas akun @jen_sh**_dps. “Maaf, mungkin maksudnya diterangkan cahaya kuburnya kali ya, bukan dilapangkan cahaya kuburnya,” tambah akun @alu**ly.

Minggu, 16 April 2017

Bacaan Sholat Terlalu Panjang, Makmum Bakar Imam Sholat

Bacaan Sholat Terlalu Panjang, Makmum Bakar Imam Sholat
ilustrasi


Suara.com - Jamaah di sebuah masjid yang berada di Kota Nablus kawasan Tepi Barat Palestina digemparkan dengan peristiwa menghebohkan sekaligus aneh. Imam di sebuah masjid setempat dikabarkan nyaris dibakar seorang jamaah, lantaran dinilai terlalu lama memimpin salat.

Seperti dikutip Alarabiya.net, jamaah yang berniat membakar imam masjid tersebut berusia sekitar 50 tahun.  Pria yang identitasnya masih dirahasiakan aparat berwenang tersebut , diketahui sudah berniat akan membakar sang imam.
“Seorang warga mengatakan kalau pelaku sudah mengingatkan sang imam berkali-kali untuk tidak mempanjangkan doa dalam salat. Sehingga pelaku terpicu melakukan hal tersebut,” kata sumber yang enggan disebutkan namanya kepada Kantor Berita Palestina, Maan, beberapa waktu lalu.
Pelaku yang sehari-harinya bekerja sebagai penjaga gedung di kota Nablus tersebut diketahui membawa botol penuh bensin dan melemparkannya kepada imam di dalam masjid usai Salat Subuh.
Seketika itu pula api menjalar dan menyebabkan jamaah berusaha memadamkannya. Mesk begitu, ada kerusakan kecil di dalam masjid.
Polisi yang mendapat laporan tersebut, langsung meluncur ke lokasi dan segera melakukan penangkapan terhadap pelaku.
Pelaku dimungkinkan dikenai pasal berlapis yang meliputi penyerangan di rumah ibadah, pembakaran dan melakukan tindak kejahatan. (KontributorIChandra Iswinanrno)

Jumat, 14 April 2017

GEGER!!! Usai Sholat Jum'at Djarot Diusir dari Masjid Al-Atiq Tebet

GEGER!!! Usai Sholat Jum'at Djarot Diusir dari Masjid Al-Atiq Tebet

Jakarta, 14 april Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat, diusir dari Masjid Al-Atiq, Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, seusai menjalankan salat Jumat. Pengeras suara masjid kembali dinyalakan ketika jemaah satu per satu meninggalkan tempat ibadah itu. 

Orang yang memegang mikrofon di mimbar masjid berseru agar jemaah tidak memilih pemimpin non-muslim dalam Pilkada DKI. Bahkan, saat Djarot bersiap meninggalkan masjid, mereka berteriak, "Usiiir!! Usiiirr...". Mereka juga menyerukan takbir dan mengimbau agar jemaah memilih pemimpin seiman. 
Djarot tidak terlalu terpengaruh dengan provokasi itu. Ia mengatakan tidak tahu masjid mana yang menolak pasangan calon nomor urut dua. Menurut Djarot, setiap umat muslim bebas menjalankan ibadah salat Jumat di mana pun. 



"Setiap kali mau Jumatan, kami selalu cari masjid yang satu jalan dengan agenda selanjutnya," kata Djarot, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, 14 April 2017. "Kebetulan setelah ini kami akan ada agenda di Ciracas." 

Semula Djarot merasa jemaah di masjid itu menerima kedatangannya. Bahkan mereka sempat meminta bersalaman dan berfoto. Namun, situasi berubah ketika seorang takmir menyampaikan larangan memilih pemimpin non-muslim menjelang salat Jumat digelar.  "Sebetulnya jemaahnya tidak apa-apa. Cuma tadi takmirnya yang mulai provokasi," ujar Djarot.

Selain itu, di tengah khotbah, penceramah juga menyampaikan hal serupa. "Insyaallah akan dapat rida Allah dan rahmat Allah. Mari kita memilih pemimpin muslim dan niat kita diridai Allah," ujar penceramah. 


MENGGIS JIKA BACA INI!!! Perjuang Ayah Membawa Bayinya Di Dalam Tas Dengan Angkutan Umum, Karena Tak Mampu Sewa Ambulan

MENGGIS JIKA BACA INI!!! Perjuang Ayah Membawa Bayinya Di Dalam Tas Dengan Angkutan Umum, Karena Tak Mampu Sewa Ambulan

Lima jam perjalanan darat memakai angkutan umum dari Kota Bengkulu ke Kabupaten Kaur, dilakoni Aspin dengan perasaan sesak. Dia sebenarnya ingin menangis sejadi-jadinya. Tapi, situasi tak membolehkannya menangis. Sembari menahan air yang sudah menumpuk di pelupuk, ia lantas lebih erat mendekap tas plastik, tempatnya menyembunyikan jenazah si buah hati.
Aspin Ekwandi, suami Sri Sulismi, sembunyi-sembunyi membawa jenazah bayinya dalam tas plastik pakaian di dalam angkutan umum untuk dibawa pulang dari rumah sakit. Sebab, ia tak mampu membayar sewa mobil ambulans.
“Aku terpaksa membawanya naik travel (angkutan umum). Tak sanggup aku bayar uang sewa ambulans. Aku sengaja memasukkannya ke tas pakaian, supaya sopir tak tahu. Kalau ketahuan, aku tak boleh naik, pasti,” tutur AspinJumat (14/4/2017).
Kisah sendu tersebut bermula ketika Sulismi, sang istri, divonis dokter harus cepat-cepat melahirkan anak keempat yang tengah dikandungnya. Persalinan prematur melalui operasi caesar itu harus dilakukan, karena si jabang bayi didiagnosa memunyai kelainan paru dan jantung.
Berbekal kartu BPJS, warga Desa Sinar Bulan, Kecamatan Lungkang Kule, Kabupaten Kaur itu akhirnya sepakat sang istri melahirkan melalui operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kaur, Rabu (5/4/2017) pekan lalu.
Persalinan berjalan lancar. Aspin lega, buah hatinya lahir selamat, pun sang istri. Namun, rasa senang itu tak bertahan lama.
Dokter RSUD Kaur meminta Aspin segera membawa si mungil yang belum bernama itu ke RSUD M Yunus, di Kota Bengkulu, agar mendapat perawatan intensif terkait kelainan bawaan.
Aspin, ditemani seorang kerabat perempuannya, bergegas membawa si jabang bayi ke kota keesokan harinya, Kamis (6/4). Sementara Sulismi tetap berada di RSUD Kaur, karena belum bisa banyak bergerak seusai dioperasi.
”Anak kami sudah sempat satu malam dirawat di Kota Bengkulu. Pertama dirawat di ruang UGD (unit gawat darurat), setelahnya di ruang anak untuk menangani kelahiran prematur. Tapi, dia hanya berumur dua hari. Besoknya (Jumat; 7/4), dia sudah tak ada,” tuturnya.
Rasa sedih karena kehilangan si buah hati, menyelimuti Aspin. Ia lantas berniat selekas-lekasnya mengebumikan bayinya di kampung halaman. Hari itu juga, ia berniat pulang.
Aspin hendak melempangkan perjalanan terakhir anaknya menuju ke kampung halaman. Karenanya, ia menanyakan perihal penyewaan mobil ambulans kepada staf administrasi RSUD M Yunus.
Oleh rumah sakit, Aspin dimintakan Rp3,2 juta agar bayinya yang sudah tak bernyawa bisa memakai mobil ambulans sampai ke kampung.
”Aku tak punya duit segitu. Sudah kutawar, tapi petugas bilang tak bisa ditawar-tawar karena itu harga pas dari rumah sakit,” kenangnya.
Aspin panik, karena tak mungkin membawa jenazah bayinya memakai angkutan umum. Mencarter angkutan umum juga tak bisa menjadi pilihan, karena memang tak punya uang. Rasa sedih semakin pekat menyelimuti pikirannya.
Meski sudah putar otak mencari cara mendapatkan uang demi menyewakan buah hatinya ambulans, Aspin akhirnya menyerah.
Ia bersama kerabat bersiasat, memasukkan jasad bayi yang masih merah itu ke dalam tas plastik yang sebenarnya dibawa untuk menyimpan pakaian. Dengan begitu, ia bisa menggunakan mobil travel.
"Kebetulan kerabatku perempuan, kami berpura-pura menjadi suami-istri yang mau pulang kampung. Jadi sopir travel tak curiga isi tas itu,” tuturnya.
Namun, itu bukan berarti perjuangan Aspin membawa jasad bayinya tak menemui kendala selama perjalanan.
Ketika di dalam mobil, sopir sempat meminta Aspin meletakkan tas yang dipegangnya ke bagasi. Mendapat perintah seperti itu, rasa panik kembali menjalar di pikiran Aspin.
Tapi, Aspin akhirnya mendapat akal. Ia mengatakan kepada sopir, tas plastik itu berisi kue pernikahan yang hendak diantarkan ke saudaranya di kampung.
"Kalau diletakkan di bagasi, kuenya akan hancur bang,” kata Aspin menirukan alasannya yang dibuat-buat saat itu.
Lima jam Aspin terus mendekap tas berisi jenazah bayinya tersebut. Ia mengakui, sebenarnya ingin menangis sekeras-kerasnya karena tak bisa membawa secara layak buah hatinya ke tempat peristirahatan terakhir.
Tapi Aspin takut, jika menangis, maka sang sopir dan penumpang lain akan curiga. Alhasil, selama perjalanan, ia harus sekuat-kuat tenaganya menahan tangis. Si kerabat yang juga sedih, terus berupaya menguatkan Aspin yang tengah mendekap si bayi.
Akhirnya, perjuangan Aspin berhasil. Ia mampu sampai ke kampung dan memakamkam bayi mungilnya.
"Sewaktu di perjalanan itu, aku sebenarnya sempat menangis diam-diam, tak bersuara. Aku peluk dia dan minta maaf.”

PERANG MEMBELA NKRI!!! Jendral TNI Siap Mengirik Pasukan Terbaik, Untuk Mengawal Dan Usut Tuntas Pelaku Penyiraman Penyidik KPK NOVEL Baswedan

PERANG MEMBELA NKRI!!! Jendral TNI Siap Mengirik Pasukan Terbaik, Untuk Mengawal Dan Usut Tuntas Pelaku Penyiraman Penyidik KPK NOVEL Baswedan


"Ini (permintaan pengawalan) sudah dikoordinasikan, tinggal pelaksanaannya saja," kata Gatot di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (12/4).

Gatot tidak menyebutkan prajurit yang disiapkannya itu merupakan pasukan khusus yang dimiliki TNI. "Saya berikan prajurit yang terbaik. Saya tak sebutkan siapa orangnya. Kita pengawalan secara tidak terlihat. Jumlahnya tergantung permintaan dan kebutuhan," ujar Gatot.


Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini pun mengutuk keras tindakan orang tak dikenal yang melakukan penyiraman air keras ke wajah penyidik KPK, Novel Baswedan pada Selasa (11/4).


Novel Baswedan terkena siraman air keras ketika selesai menunaikan ibadah Shalat Subuh di masjid di dekat kediamannya di Kepala Gading, Selasa (11/4) pagi. 

Sesaat setelah kejadian, Novel langsung dilarikan ke RS Mitra Keluarga Kepala Gading. Diduga pelaku penyiraman berjumlah dua orang dengan mengendarai sepeda motor dan mengenakan helm.


Penyidik KPK Novel Baswedan dibawa ke Singapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut pascamengalami serangan penyiraman air keras pada Selasa (11/4).

"Saya ikut ke Singapura, mohon doanya ya," kata abang Novel, Taufik Baswedan saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Rabu.

Namun, Taufik mengaku tidak memahami teknis perawatan yang akan dijalani oleh Novel di sana. "Teknisnya saya kurang tahu," tambah Taufik